Halaman

Jumat, 11 Oktober 2019

Mengapa Buku Ajar Penting Bagi Mahasiswa? Ini Alasannya

Buku Ajar Mahasiswa - Pada dasarnya buku ajar memiliki fungsi sebagai pedoman manual bagi siswa dalam belajar dan bagi guru dalam membelajarkan siswa untuk bidang studi atau mata pelajaran tertentu. Dipandang dari segi proses pembelajaran, buku ajar mempunyai peran penting dalam membantu terlaksana dengan baiknya suatu pembelajaran.

Pengembangan buku ajar harus sesuai dengan bahan ajar yang berpacu pada tuntutan kurikulum, artinya bahan ajar yang dikembangkan harus sesuai dengan Kurikulum yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan baik standar isi, standar proses dan standar kompetensi lulusan. Kemudian karakteristik sasaran disesuaikan dengan lingkungan, kemampuan, minat, dan latar belakang siswa. 
Lantas siapa yang membuat buku ajar? Kalau dibangku sekolah ya guru. Kalau dibangku perkuliahan ya seorang dosen. 

Manfaat Buku Ajar Bagi Mahasiswa

Buku ajar mahasiswa
Buku ajar mahasiswa

Penulis yang memiliki kompetensi dibidang ilmu yang akan ditulis sangat penting. Tujuannya agar buku yang Anda tulis tetap bisa menjaga kualitas isi buku. Buku ajar diharapkan dapat menjadi buku pedoman bagi mahasiswa dalam menempuh pendidikannya. Pada artikel kali ini, kita akan mengulas apa manfaat buku ajar bagi mahasiswa. Berikut ini ulasannya. 

1. Materi Tambahan
Bagi mahasiswa, buku ajar berfungsi sebagai buku pendamping pelajaran. Sehingga ketika dosen memberikan materi, mahasiswa sudah dapat mempersiapkan sebelumnya. Maka dalam pembuatan buku ajar, kriteria buku ajar yang baik paling utama yaitu dapat menarik perhatian peserta didik. Caranya dengan membuat pembahasan semenarik mungkin. Pembahasan yang menarik tentu akan membuat peserta didik jadi perhatian. Sebenarnya tidak hanya dikhususkan untuk buku ajar, tetapi juga berlaku untuk jenis buku yang lain. 

Kita bisa lihat dari penulisan buku fiksi maupun buku nonfiksi seperti buku motivasi ataupun buku yang mengasah ketrampilan. Beberapa jenis buku tersebut bisa diterbitkan karena memiliki daya tarik tersendiri. Sebagai contoh sederhana, buku novel. Ada daya tarik yang disematkan di dalam buku novel. Sehingga menjadikan pembaca ikut terbawa, dan ketika membaca seolah-olah ikut merasakan apa yang disampaikan oleh penulisnya. Cara dalam menarik perhatian semacam inilah yang juga perlu dipelajari oleh seorang penulis buku ajar.

2. Memotivasi Mahasiswa
Seperti yang disampikan pada poin pertama, bahwa daya tarik menjadi poin penting dalam pembuatan buku ajar yang bisa dilirik oleh peserta didik. Maka, ketika buku ajar ini berhasil menarik perhatian mahasiswa, harapannya buku ajar dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa, lewat materi buku ajar yang disampaikan.

Untuk itu penulis buku ajar setidaknya memiliki ketrampilan dibidang ini. Mengingat buku ajar dari segi konteks isi dan aturan penulisan berpacu pada kurikulum dan rencana pembelajaran, maka wajar jika penulisan buku ajar cenderung kaku. Padahal, kita tahu bahwa buku ajar mampu memotivasi mahasiswa untuk belajar dan mempelajari.

3. Membuat Perhatian
Ketika motivasi belajar sudah dapat didorong secara mandiri melalui buku ajar, maka fungsi buku ajar selanjutnya adalah membuat mahasiswa perhatian terhadap materi-materi yang disampaikan dosen. Ketika motivasi tersebut terpelihara, maka akan mendorong keluarnya atensi atau perhatian. Hal ini membuat mahasiswa menjadi perhatian terhadap sub-sub materi saat dosen menjelaskan. Tentunya ini akan membantu dosen saat menjelaskan di kelas. Dosen hanya perlu merefresh kembali materi yang sudah ditulis dalam buku ajar.

Nah, tantangan bagi penulis buku ajar memang lebih berat. Karena butuh ketrampilan khusus agar mampu menumbuhkan atensi pembaca. Mengingat ulasan yang disampaikan bukanlah tentang fiksi, melainkan lebih ulasan formal. Tantangan membuat buku ajar tentang bagaimana membuat buku ini menjadi menarik dan memikat bagi mahasiswa layaknya buku-buku novel yang mampu mendorong mereka betah membaca hingga buku selesai.

4. Materi yang Runtut
Dalam menyajikan materi, penulis harus memilih materi-materi dan menyusunnya ke dalam bab-bab yang runtut. Penyajian materi bisa dilakukan dengan mengurutkan materi yang mudah ke materi yang lebih sulit. Hal yang sebaiknya juga tidak terlupa adalah menyajikan rangkuman dengan tulisan yang menyeluruh dari isi buku. Materi yang runtut akan memudahkan para mahasiswa dalam mempelajari buku ajar. Mereka akan lebih mudah menentukan mana materi yang dianggap sulit ataupun sebaliknya.

Penyajian materi masih berkaitan dengan isi inti silabus. Penulis boleh menyisipkan tabel berisi rancangan penyajian kuliah. Rancangan tersebut meliputi urutan pertemuan, pokok/subpokok bahasan, alokasi waktu, referensi dan rujukan literatur, metode pembelajaran serta peran, dan tugas mahasiswa. Selain itu, tambahkan juga latihan untuk mengukur kemampuan mahasiswa dan daftar pustaka sebagai pedoman referensi lengkap.

5. Belajar Mandiri
Buku ajar memang bertujuan untuk membantu guru/dosen/pendidik dalam menjelaskan secara materi. Oleh sebab itu, sejak awal, ketika hendak menulis buku, buku dikemas sebagai solusi. Yaitu dapat digunakan untuk mendorong peserta didik belajar dengan menggunakan buku ajar yang telah ada.

Jadi, mahasiswa tidak mengandalkan belajar di sekolah. Melainkan bisa menjadikan buku pegangan tersebut untuk panduan belajar di rumah secara mandiri. Jadi, ketika ada materi yang belum bisa dipahami, dapat ditanyakan saat proses belajar di sekolah. Secara tidak langsung, peserta didik sejak awal terdidik untuk hidup mandiri.

6. Mampu Menstimulasi Otak 
Buku ajar dibuat sebagai bahan ajar atau pendukung pembelajaran. Tujuannya tentu untuk mencerdaskan peserta didik. Cara mencerdaskan yang baik adalah bagaimana cara menstimulus otak. Itu sebabanya penulis buku ajar dituntut untuk mengemas buku ajar sedemikian rupa. Harapannya buku ajar yang ditulis dapat menstimulus otak peserta didik dan lebih mudah dalam memahami materi. 

Bagi seorang penulis buku ajar, menguasai kriteria buku saja tidaklah cukup. Penulis harus tau juga namanya insiatif dan kreativitas mengemaskan isi pesan dan kreativitas mengemas isi pesan yang mengelitik syaraf otak. Tujuannya tidak lain yakni mampu mendorong peserta didiki penasaran dan mau mencoba memprakterkannya. 

7. Kontekstual
Makna kontekstual adalah aspek yang ada dalam lingkungan mahasiswa. Ketika mahasiswa mendapatkan buku ajar mereka akan lebih kontekstual dalam memahami materi dari dosen. Umpamanya, dosen menulis tentang Cahaya (konsep fisika), materinya hendaknya mulai dari cahaya, misalnya cahaya matahari, cahaya lampu, benda-benda yang mengeluarkan cahaya, dan sebagainya. Intinya bekaitan dengan fenomena keseharian dan mudah dipahami mahasiswa.

Demikian juga, jika dosen akan menulis Ilmu tanah, bahan kajian dalam buku ajar dapat dimulai dari tanah yang pernah dilihat mahasiswa. Jika kita dapat menulis buku ajar dimulai dari hal-hal yang telah dikenal mahasiswa, konsep yang akan disajikan akan lebih mudah dikenali dan dipahami mahasiswa. Sajikan contoh-contoh mudah dipahami sesuai dengan tingkat pemahaman dan logika mahasiswa.

8. Semangat Belajar
Buku ajar juga bermanfaat membentu pola pikir mahasiswa. Sebab dalam buku ajar terdiri dari beberapa bab yang saling berkaitan. Apalagi jika buku ajar disusun secara menarik dan runtut. Misal dengan pilihan huruf, tabel, ilustrasi, dan warna yang digunakan sebaiknya menarik bagi mahasiswa. Perwajahan yang baik dan menarik akan memberikan motivasi mahasiswa untuk membaca dan mempelajarinya terus. Pilihlah ilustrasi yang sudah dan mudah dikenal oleh mahasiswa di lingkungannya. Biasanya mahasiswa akan mengkaji secara lebih mendalam terhadap hal-hal yang sudah mereka kenal namun hanya baru sebatas informasi.

Maka sebagai penulis buku ajar, kita harus cermat supaya buku ajar tidak dijauhi oleh mahasiswa. Buatlah buku ajar yang menarik ataupun humoris. Hal itu justru menarik perhatian mahasiswa. Misal dengan penggunaan tokoh kartun atau candaan yang masih relevan akan membuat buku ajar menarik di mata mahasiswa. 

Struktur Isi Buku Ajar
Struktur isi sebuah buku ajar sebaiknya tersusun secara runtut dan rapi sesuai dengan GBPP (Garis Besar Program Pembelajaran) atau biasa disebut silabus. Karena satu mata kuliah diajarkan dalam satu semester maka buku ajar diharapkan bisa dipakai hanya dalam satu semster saja. Dalam satu bab disampaikan dalam satu sampai dua pertemuan kuliah, sehingga rata-rata sebuah buku ajar memiliki 6 sampai 12 bab tergantung dari kompleksitas materi yang diajarkan.

Dalam contoh diatas, setiap subbab terdapat soal-soal, yang bisa dikerjakan oleh mahasiswa sebagai tugas mingguan, atau bisa sebagai latihan di kelas. Namun jelas bahwa setiap isi buku ajar adalah apa yang disampaikan di kelas, karena buku ajar sebagai buku pegangan mahasiswa atau siswa di kelas ketika pengajar menjelaskan materi tersebut. Sehingga apa yang diajarkan di dalam kelas tidak terlalu jauh dari apa yang ada dalam buku ajar.

Apakah Anda sedang atau ingin menulis buku ajar? Dengan menjadi penulis penerbit buku Deepublish, buku Anda kami terbitkan secara GRATIS. Anda cukup mengganti biaya cetak. Silakan isi data diri Anda di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar